HOME | PROFIL | DUNIA ISLAM | ALBUM FOTO

Senin, 22 Februari 2010

Al-Qur'an Pusat Ilmu Pengetahuan

A. Pengertian Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan Allah Swt, Tuhan alam semesta, kepada Rasul dan NabiNya yang terakhir, Muhammad Saw melalui malaikat Jibril as untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir jaman.
Al-Qur'an berarti bacaan, nama-nama lain dari kitab suci ini adalah Al-Furqaan (Pembeda), Adz Dzikir (Pengingat) dan lain-lain, tetapi yang paling terkenal adalah Al-Qur'an.
Sebagai kitab suci terakhir, Al-Qur'an bagaikan miniatur alam raya yang memuat segala disiplin ilmu, Al-Qur'an merupakan karya Allah Swt yang Agung dan Bacaan mulia serta dapat dituntut kebenarannya oleh siapa saja, sekalipun akan menghadapai tantangan kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin canggih (sophisticated).
Kata pertama dalam wahyu pertama (The First Revelation) bahkan menyuruh manusia membaca dan menalari ilmu pengetahuan, yaitu Iqra'.
Adalah merupakan hal yang sangat mengagumkan bagi para sarjana dan ilmuwan yang bertahun-tahun melaksanakan penelitian di laboratorium mereka, menemukan keserasian ilmu pengetahuan hasil penyelidikan mereka dengan pernyataan -pernyataan Al-Qur'an dalam ayat-ayatnya.
Setiap ilmuwan yang melakukan penemuan pembuktian ilmiah tentang hubungan Al -Qur'an dengan ilmu pengetahuan akan menyuburkan perasaan yang melahirkan keimanan kepada Allah Swt, dorongan untuk tunduk dan patuh kepada Kehendak-Nya dan pengakuan terhadap Kemaha Kuasaan-Nya.
Tidak pada tempatnya lagi orang-orang memisahkan ilmu-ilmu keduniawian yang dianggap sekuler, seperti ilmu-ilmu sosial dengan segala cabangnya, dengan ilmu -ilmu Al-Qur'an. Para ilmuwan dapat sekuler, tetapi ilmu tidak sekuler.
Bila penyelidikan tentang alam raya ini adalah ilmiah, mana mungkin Pencipta Alam Raya ini tidak ilmiah. Bila percampuran dan persenyawaan unsur-unsur adalah ilmiah, mana mungkin Pencipta setiap unsur itu tidak ilmiah.
Begitu pula pembicaraan hal-hal kenegaraan adalah ilmiah, mana mungkin Pencipta perbedaan watak individu yang menjadikan beraneka ragam ideologi tidak ilmiah.
Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, sehingga bahasa Arab menjadi bahasa kesatuan umat Islam sedunia. Peribadatan dilakukan dalam bahasa Arab sehingga menimbulkan persatuan yang dapat dilihat diwaktu 'shalat-shalat massal' dan ibadah haji.
Selain daripada itu, bahasa Arab tidak berubah, sangat mudah diketahui bila Al -Qur'an hendak ditambah atau dikurangi, banyak orang yang buta huruf terhadap bahasa nasionalnya, tetapi mahir membaca Al-Qur'an bahkan sanggup menghafal Al -Qur'an keseluruhan.
Al-Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat (QS. 68:52), sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah peringatan bagi seluruh umat (QS. 38:87), petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. 2:2), korektor dari semua kitab sebelumnya yang telah terdistorsi (QS. 5:48).
Al-Qur'an dalam bahasa Arab mempunyai gaya tarik dan keindahan yang deduktif.
Didapatkan dalam gaya yang singkat dan cemerlang, bertenaga ekspresif, berenergi eksplosif dan bermakna kata demi kata. (Dr. John Maish MA, The Wisdom Of The Koran. Oxford 1937)
B. Pengertian Ilmu
Bila seseorang memiliki pengertian (understanding) atau sikap (attitude) tertentu, yang diperolehnya melalui pendidikan dan pengalaman sendiri, maka oleh banyak orang dianggap yang bersangkutan tahu atau berpengetahuan.
Begitu juga bila seseorang memiliki ketrampilan atau ketangkasan (aptitude) yang diperolehnya melalui latihan dan praktek, maka kemampuan tersebut disebut kebiasaan atau keahlian.
Namun keahlian atau kebiasaan ini, sekalipun karena keterbiasaan melakukan sesuatu, juga karena yang bersangkutan sebelumnya tahu itu adalah tahu mengerjakan (know to do), tahu bagaimana (know how) dan tahu mengapa (know why) sesuatu itu.
Jadi sekalipun menurut Peter Drucker (The Effective Executive), kebiasaan yang berurat berakar yang tanpa dipikirkan (in thinking habit) telah menjadi kondisi tak sadar (reflex condition), tetap sebelumnya harus merupakan pengetahuan yang dipelajari dan dibiasakan.
Tetapi E.J. Gladden dalam bukunya "The Essentials of Public Administration" menganggap ilmu sama dengan ketrampilan, hanya ketrampilan diperoleh melalui latihan dan belajar.
Sekarang sebenarnya dimana letaknya ilmu ?
Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, sebaliknya, setiap pengetahuan belum tentu ilmu.
Untuk itu ada syarat-syarat yang membedakan ilmu (Science) dengan pengetahuan (knowledge), yaitu sbb:
Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirdjo, Administrasi dan Management Umum 1982, Ilmu harus ada obyeknya, terminologinya, metodologinya, filosofinya dan teorinya yang khas.
Menurut Prof. Dr. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial 1985, Ilmu juga harus memiliki obyek, metode, sistimatika dan mesti bersifat universal.
Menurut Prof. Dr. Sondang Siagian, Filsafat Administrasi 1985 :
Ilmu pengetahuan dapat didefenisikan sebagai suatu obyek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil, rumus yang melalui percobaan yang sistimatis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya, prinsip-prinsip, dalil-dalil dan rumus-rumus mana dapat diajarkan dan dipelajari.
Menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi, Metodologi Reserach 1 1969 :
Ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lain adalah kumpulan dari pengalaman -pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang yang dipadukan secara harmonik dalam suatu bangunan yang teratur.
Dari pendapat2 diatas terlihat bahwa ilmu pengetahuan itu kongkrit sehingga dapat diamati, dipelajari dan diajarkan secara teratur, teruji, bersifat khas atau khusus, dalam arti mempunyai metodologi, obyek, sistimatika dan teori sendiri.
Disamping itu dalam pengajian ilmu-ilmu agama Islam, sementara ini meliputi antara lain yaitu berbagai ilmu Nahwu (seperti persoalan Fi'il dan Ijim), berbagai ilmu Tafsir (seperti tafsir Hadits dan Al-Qur'an dengan persoalan Nasikh, Mansukh, Mutasyabih, Tanzil dan Ta'wil), berbagai ilmu Tajwid (pronunciation), Qira'ah dan Balaghah (seperti Bayan, Ma'ani dan Badii), berbagai ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, berbagai ilmu Hadits (seperti kandungan dan perawi Hadits), berbagai ilmu tasawuf (seperti pengetahuan tentang Sufi, Tarekat, Mistisme dalam Islam, Filsafat Islam), berbagai ilmu Qalam (bentuk huruf Al -Qur'an), berbagai ilmu Arudh (poets) atau syair-syair Al-Qur'an dan berbagai ilmu Sharf (grammar, kata-kata dan morfologinya).
Pembagian fakultas dan jurusan yang ada pada perguruan tinggi Islam seperti IAIN, kita temui Fakultas Syariah (meliputi Tafsir baik Al-Qur'an sendiri maupun Al -Hadits, Perbandingan Mahzab, Bahasa Arab), Tarbiyah (meliputi Pendidikan Agama Islam, Bahasa Arab dan lain-lain), Ushuluddin meliputi Perbandingan Agama (muqdranatul addien), bahasa Arab dan lain-lain, Fakultas Adab dan Fakultas Da'wah.
Hal ini adalah karena pengetahuan keIslaman itu sendiri digolongkan atas Ibadah (yaitu tata cara peribadatan kepada Allah, dalam arti hubungan manusia dengan Allah atau Hablum Minallah, Muamalah (tata cara pergaulan sesama manusia, dalam arti hubungan antar manusia atau Hablum Minannas), persoalan Munakahaat dan persoalan Jinayaat.
Dalam Al-Qur'an ada lebih dari 854 ayat-ayat yang menanyakan mengapa manusia tidak mempergunakan akal(afala ta'kilun), yang menyuruh manusia bertafakur/memikirkan (tafakurun) terhadap Al-Qur'an dan alam semesta serta menyuruh manusia mencari ilmu pengetahuan.
Jadi kata yang identik dengan akal dalam Al-Qur'an tersebut 49 kali seperti kala Yatadabbarun dan Yatazakkarun, kata yang menganjurkan manusia menjadi ahli pikir, para sarjana, para ilmuwan dan para intelektual Islam (ulul albab) dalam Al -Qur'an disebut 16 kali, sehingga jumlah keseluruhan diatas adalah lebih kurang 854 kali.
Beberapa diantaranya adalah sbb :
"...Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui" (QS. 16:43)
"Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur'an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami.." (QS. 7:52)
"Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang yang berilmu." (QS. 29:43)
"Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. 58:11)
"Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan." (QS. 16:44)
"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang -bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (memikirkannya)." (QS. 16:12)
"Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS. 39:9)
"...Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata:"Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal." (QS. 3:7)
"Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal."
(QS. 39:18)
"...Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. 2:197)
"...Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka
berfikir." (QS. 59:21)
C. Al-Qur'an dan penelitian Ilmiah
Penelitian dapat dilakukan dalam segala disiplin ilmu, jadi tempat penelitian/laboratorium bukan hanya milik ilmu kedokteran yang meneliti dan mengamati kegiatan bakteri, dan bukan juga hanya milik ilmu kimia yang meneliti dan mengamati reaksi zat-zat yang dicampur di tabung reaksi.
Tetapi juga milik ilmu-ilmu lain, sehingga dikenal sekarang adanya laboratorium bahasa, laboratorium pemerintahan, laboratorium politik dsb.
Istilah yang menyebutkan 'Lain teori lain pula prakteknya' tidak tepat lagi karena teori dan pendapat ilmiah dari seorang ahli itu muncul setelah ybs melakukan penelitian, dengan demikian selalu didukung oleh kenyataan empiris. Meskipun kadang-kadang teori itu spekulatif namun demikian teori itu dekat dengan kenyataan.
Tujuan teori yaitu secara umum mempersoalkan pengetahuan dan menjelaskan hubungan antara gejala-gejala sosial dengan observasi yang dilakukan.
Teori juga bertujuan untuk meramalkan fungsi dari pada gejala-gejala sosial yang diamati itu berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang secara umum telah dipersoalkan oleh teori.
Dalam berbagai model penelitian untuk menemukan kebenaran ilmiah, ada yang memakai hipotesa, yaitu untuk penelitian yang uji hipotesa atau disebut juga penelitian analisis verifikatif, namun ada pula yang non hipotesis, seperti penelitian deskriptif, yang terdiri dari deskriptif developmental dan deskriptif eksploratif dan lain-lain.

Teori
Konsep <-------------------------------------> Konsep
| |
| |
Operasionalisasi Operasionalisasi
| |
V V
Variabel <-------------------------------------> Variabel
Hipotesis

(Sumber: Dr. Talizidulu Ndraha, Disain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, 1987, yang menerangkan kedudukan Hipotesis terhadap Teori)
Hipotesa harus dibuktikan, tidak dapat menjadi praduga dan persangkaan belaka.
Bila tidak dibuktikan dan diuji, sipeneliti sudah barang tentu tidak mengetahui sejauh mana kebenaran ilmiahnya.
Hal ini bersesuaian dengan apa yang di Firmankan Allah dalam Al-Qur'an sbb:
"Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran." (QS. 53:28)
"...dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja."
(QS. 45:24)
Kata "persangkaan" dan "Duga-duga" dalam ayat diatas berarti hipotesa yang harus diuji dan dibuktikan kebenaran ilmiahnya.
Pada gambar yang telah saya cantumkan, menunjukkan hubungan antara variabel dengan hipotesa. Dari dua atau lebih variabel dapat dibuat hipotesa untuk penelitian analisis verifikatip.
Penelitian analisis verifikatip ditandai dengan penempatan kata "Pengaruh" atau "Peranan" didepan variabel bebas, selanjutnya memerlukan perhitungan statistik untuk menentukan ramalan (prediction) perubahan variabel tergantung, atas tindakan yang sudah dilakukan variabel bebas.
Sehingga antara variabel dengan variabel tergantung diletakkan kata "Terhadap" dan "Dalam" sebagai penghubung, misalnya :

1. Pengaruh Promosi ASI terhadap berkurangnya penderita diare pada anak.
2. Peranan Administrasi Pemerintahan Desa dalam Pembangunan Desa.

Lebih rendah gradiasinya dari pemakaian kata "Pengaruh" dan "Peranan" dipakai kata "Hubungan" dengan meletakkan kata "Dengan" sebagai penghubung, misalnya :

1. Hubungan disiplin Islam secara mendasar dengan berkurangnya tindak kejahatan.
2. Hubungan pengarsipan dengan pengambilan keputusan.

Variabel dibagi menjadi sub-sub variabel, untuk masing-masing dapat diuji sebagai hipotesa minor.
Penelitian2 seperti apa yang diuraikan diatas, baik analisis verifikatip maupun deskriptif (developmental atau eksploratif) dan lain-lain, sangat diperlukan oleh setiap cendikiawan dan intelektual Muslim, sebagai
realisasi Firman Allah sbb :
"Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa'at tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman"." (QS. 10:101)
Kata "Perhatikanlah" dapat ditafsirkan sebagai "Lakukanlah Penelitian" karena merupakan perintah untuk para ilmuwan untuk lebih mendalami dan melakukan penelitian dibidang disiplin ilmunya masing-masing.
Dengan demikian ayat tersebut dapat lebih jauh ditafsirkan sbb :
Lakukanlah penelitian dilaboratorium2 berbagai disiplin ilmu pengetahuan, terhadap apa yang ada dan terjadi dari alam raya sampai pada dasar bumi.
Jika tidak, maka tidak akan bermanfaat bagi manusia tanda-tanda kebesaran Allah Rabbul 'Alamin, dan Rasul-rasulNya yang memberi peringatan, yaitu bagi orang -orang yang tidak mempergunakan akal pikirannya dan memiliki keyakinan akan kebesaran agama Islam.
Nabi Muhammad Saw sendiri juga memerintahkan agar umat Islam melakukan penelitian dan beliau juga menyebut-nyebut tentang ilmu pengetahuan sebagaimana diriwayatkan hadits-hadist berikut ini :
"Mencari ilmu pengetahuan itu wajib bagi setiap Muslimin dan Muslimat"
"Tuntutlah ilmu pengetahuan sejak dari buaian sampai keliang lahad."
"Bahwasanya ilmu itu menambah mulia bagi orang yang sudah mulia dan meninggikan seorang budak sampai ketingkat raja-raja."
"Apabila wafat seorang anak Adam, putuslah amal perbuatannya, kecuali tiga perkara, yaitu Ilmu yang membawa manfaat, sedekah Jariyah dan doa anak yang saleh."
"Tidak wajar bagi orang yang bodoh berdiri atas kebodohannya, dan tidak wajar bagi orang yang berilmu berdiam diri atas ilmunya."
"Yang binasa dari umatku ialah, orang berilmu yang zalim dan orang beribadah yang bodoh. Kejahatan yang paling jahat ialah kejahatan orang yang berilmu dan kebaikan yang paling baik ialah kebaikan orang yang berilmu."
"Jadilah kamu orang yang mengajar dan belajar atau pendengar atau pencinta ilmu, dan janganlah engkau jadi orang yang kelima (tidak mengajar, tidak belajar, tidak suka mendengar pelajaran dan tidak mencintai ilmu), nanti kamu akan binasa"
"Barang siapa menghendaki dunia, maka dia harus mencapainya dengan ilmu. Barang siapa menghendaki akhirat, maka dia harus mencapainya dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki keduanya, maka dia harus mencapainya dengan ilmu."
"Ma'rifat adalah modalku, akal pikiran adalah sumber agamaku, cinta adalah dasar hidupku, rindu adalah kendaraanku, berdzikir adalah kawan dekatku, keteguhan adalah perbendaharaanku, duka adalah kawanku, ilmu adalah senjataku, ketabahan adalah pakaianku, kerelaan adalah sasaranku, faqr adalah kebanggaanku, menahan diri adalah pekerjaanku, keyakinan adalah makananku, kejujuran adalah perantaraku, ketaatan adalah ukuranku, berjihad adalah perangaiku, hiburanku adalah dalam bersembahyang."
Al-Qur'an sebagai dasar Ilmu
Al-Qur'an dengan ilmu-ilmu Eksakta
1. Ilmu kesehatan Anak.
Dalam pidato pengukuhan gelar Guru Besar mata pelajaran ilmu kesehatan dan anak pada fakultas Kedokteran Universitas Airlangga di Surabaya, Prof. dr. Haroen Noerasid menyampaikan bahwa dalam keadaan diare sekalipun seorang bayi tetap boleh minum air susu ibu (ASI). Karena air susu ibu merupakan susu alamiah yang paling baik terutama untuk bayi yang baru lahir, lebih-lebih bila bayi tersebut prematur.
Dengan menyusu pada ibunya, bayi yang baru lahir mendapat air susu ibu yang mengandung colostrum, yang mengakibatkan bayi tersebut jarang terserang infeksi, terutama infeksi pada usus.
Pengamatan membuktikan bahwa air susu ibu yang diterima bayi akan melindungi bayi tersebut dari infeksi usus dan anggota badan lainnya.
Selanjutnya dr. Haroen Noerasid yang mengepalai Laboratorium/UPF Ilmu Kesehatan anak dan kepala seksi gastroenterologi anak RSUD dr. Soetomo Surabaya tersebut menjelaskan bahwa air susu ibu tidak perlu diragukan baik harganya maupun faedahnya.
Air susu ibu adalah susu yang paling gampang diperoleh, kapan saja dan dimana saja. Lebih instant dari susu yang manapun juga serta dapat diberikan secara hangat dengan suhu yang optimal dan bebas kontaminasi.
Statistik menunjukkan bahwa morbiditas (angka keadaan sakit pada suatu tempat) karena infeksi pada saluran pernafasan dan pencernaan bayi yang diberi susu ibu, lebih jarang dan sedikit terjadi dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, oleh karena sering tercemar atau tidak memenuhi kebutuhan.
Di Philipina, sejak digalakkannya promosi air susu ibu, yang dilaporkan CLAVANO pada tahun 1981 dengan rawat gawat dan larangan kampanye susu formula, dirumah -rumah sakit dijumpai penurunan yang dramatis kejadian infeksi (terutama diare) dari 15% menjadi 1.5%.
Dari segi lain, pemberian air susu ibu juga menguntungkan bagi ibu-ibu, oleh karena berfungsi untuk merenggangkan kelahiran anak. (Prof. Dr. Haroen Noerasid. Penanggulangan Diare pada anak dalam rangka pelaksanaan sistem kesehatan nasional, Unair Surabaya 1986 hal. 11 s/d 12).
Segala apa yang diuraikan oleh dr. Haroen tersebut diatas bersesuaian dengan pernyataan Al-Qur'an yang telah diturunkan empat belas abad yang lalu.
Kendati Nabi Muhammad Saw tidak pernah kuliah pada satu fakultas kedokteranpun atau melakukan penelitian di laboratorium kesehatan, bahkan sebagaimana diketahui beliau dikenal sebagai seorang yang ummi sama sekali.
Selain dari itu, Al-Qur'an juga menentukan lamanya seorang bayi menyusu dengan air susu ibu, dan kemungkinan bagi bayi untuk disusukan kepada ibu-ibu lain sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut :
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan pernyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang itu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.
Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu bila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. 2:233)
Agama Islam memberikan penghormatan besar kepada para ibu-ibu susuan ini, bahkan bila telah sama-sama dewasa, anak kandung dari ibu yang pernah menyusukan seseorang, maka tidak boleh menikah dengan sianak yang pernah disusukan tersebut.
Sejarah Islam mencatat bagaimana Nabi Muhammad Saw menghargai saudara-saudaranya sesusuan, dan menganggap mereka sebagai saudara kandung (Hamzah, Singa Gurun Pasir adalah salah satunya).
Hubungan2 Al-Qur'an dengan ilmu pengetahuan ini yang menjadikan salah satu bukti bahwa Al-Qur'an bukan berasal dari karangan Nabi Muhammad Saw tetapi berasal dari Allah Swt, Tuhan semesta alam sebagai sumber segala ilmu. Lebih jauh hak tersebut memperbanyak pemikir Islam semakin yakin dan semakin mempertebal keimanan dan keislaman.
Ayat-ayat lain selain ayat 233 Surah Al-Baqarah tersebut tentang ASI dan penyapihan adalah sbb :
"Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui (nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?" (QS. 28:12)
"...kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya." (QS. 65:6)
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan..." (QS. 46:15)
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. 31:14)
Nabi Muhammad Saw didalam menjalankan misi kenabiannya, telah diberi oleh Allah beberapa mukjizat. Sebab mukjizat itu perlu dimiliki oleh setiap nabi untuk menunjukkan kekuasaan Allah kepada orang-orang kafir yang menentangnya.
Namun semua mukjizat itu atas izin Allah, bukan buatan nabi itu sendiri, bahkan mukjizat yang telah diberikan kepada nabi Muhammad Saw adalah paling unggul dibanding mukjizat para nabi sebelumnya.
Tetapi, bagaimana juga, Islam melarang melebihkan atau mengkultuskan nabi Muhammad Saw dari nabi-nabi sebelum beliau.
Mukjizat itu ada dua macam :
1. Mukjizat Hissiyah
Mukjizat ini mudah ditangkap oleh indera manusia.
Mukjizat semacam ini diberikan oleh Allah kepada semua nabiNya. Nabi Muhammad Saw juga menerima mukjizat jenis ini.
Seperti tongkat Musa bisa berubah menjadi ular raksasa dan bisa membelah laut. Nabi Ibrahim tidak hangus ketika dibakar oleh kaumnya, Nabi Isa putra Maryam dapat memberi makan banyak orang yang kelaparan hanya dengan beberapa potong roti dan seekor ikan.
Nabi Muhammad Saw dapat memberi minum ratusan kaum Muslimin yang sedang kehausan, dengan memancarkan air dari tangannya yang mulia itu, membuat makanan tidak pernah habis ketika dimakan oleh banyak sahabatnya didalam beberapa kali pertemuan, dsb.
Mukjizat seperti ini mudah dilihat oleh mata kepala tanpa ilmu apapun.
2. Mukjizat Maknawiyah atau Aqliyah
Mukjizat ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang berilmu atau intelektual, yang ini hanya diberikan kepada Nabi Muhammad Saw.
Dan yang mampu menilai keagungan mukjizat ini hanyalah orang-orang yang memiliki disiplin ilmu pengetahuan atau orang yang mau mencari sosok kebenaran itu dengan menggunakan akal pikirannya untuk berpikir.
Beberapa tahun yang lalu, pernah diselenggarakan pameran Islam di London Inggris.
Salah satu benda yang dipamerkan adalah sebuah kaligrafi Al-Qur'an surah Az -Zumar :
God created you in the wombs of your mothers,
creation after creation,
in a threefold gloom.
Arti bahasa Indonesianya :
Allah menciptakan kamu didalam perut ibumu
Tahap kejadian demi tahap kejadian
Didalam gelap yang tiga
Lalu masuklah seorang ahli bedah kandungan bangsa Inggris non-Muslim.
Setelah melihat benda-benda yang dipajang, akhirnya ia melihat kaligrafi tersebut.
Ia tidak mengerti huruf kaligrafi itu, tetapi setelah membaca terjemahannya, dia merasa heran dan sangat mengaguminya.
Sebagai ahli kandungan, dia mengetahui bahwa bayi yang terdapat dalam rahim ibu dilindungi oleh tiga selaput halus tetapi kuat.
Selaput itu adalah Amnion Membrane, Decidua Membrane dan Chorion Membrane.
Dokter ini terpesona karena mengetahui bahwa ayat yang dilihat itu diturunkan oleh Allah sekitar 1.400 tahun yang lalu, disaat Eropa dan Amerika masih tenggelam dalam kebodohan.
Sedangkan Muhammad yang buta huruf, berkat adanya wahyu itu, bisa menerangkan keadaan bayi dalam kandungan, sebagaimana hasil penemuan para ahli kedokteran dimasa sekarang.
"Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang berbuat demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan." (QS. 39:6)
"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa."
(QS. 2:2)
"(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa."
(QS. 3:138)
"Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mu'min, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (al-Qur'an)"
(QS. 4:162)
"...keterangan-keterangan (mu'jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan"
(QS. 16:44)
Ilmu Falak
Sesuatu ayat Al-Qur'an diturunkan selain untuk meng-Esakan Allah, juga untuk memberikan peraturan (syari'at) dan untuk lain-lain, diantaranya juga untuk memperkenalkan isi alam raya ini kepada manusia, jauh sebelum para ilmuwan menemukan rahasianya.
Hal ini sesuai dengan fungsi penurunan Al-Qur'an & diutusnya nabi Muhammad Saw sendiri yang membawa rahmat kepada seluruh alam :
"Dan kamu (wahai Muhammad) sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka (terhadap seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran bagi semesta alam." (QS. 12:104)
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. 21:107)
"Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam." (QS. 38:87)
Dr. Maurice Bucaille, dalam bukunya Bibel, Qur'an dan Sains Modern menyayangkan penterjemahan Al-Qur'an yang kurang memperhatikan segi ilmiahnya. Penterjemahan Al-Qur'an selama ini biasanya hanya cenderung memperhatikan sisi sastranya saja.
Sebagai contoh ayat berikut ini :
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. 39:5)
Kata menutupkan dalam surah Az-Zumar diatas, berasal dari kata 'Kawwiru'.
Oleh para penterjemah Al-Qur'an di Indonesia kata 'Kawwiru' ini diterjemahkan dengan berbagai arti yang beraneka ragam.
Berikut menurut masing-masing penterjemah yang berusaha mengartikan kata 'Kawwiru' :
Menurut Bachtiar Surin dalam 'Terjemahan Al-Qur'an' mengartikan 'Kawwiru' dengan kata 'Menyungkupkan'.
Departemen Agama RI didalam Al-Qur'an terjemahannya mengartikan 'Kawwiru' dengan kata 'Menutupkan'.
Menurut H. Oemar Bakry dalam 'Tafsir Rahmat' mengartikan 'Kawwiru' dengan kata 'Mengganti'.
Menurut A. Hassan dalam 'Tafsir Al Furqan' mengartikan kata 'Kawwiru' dengan kata 'Putarkan'.
Menurut H.B. Jassin dalam 'Bacaan Mulia' mengartikan 'Kawwiru' sebagai 'Mengalihkan'.
Menurut K.H. Ramli dalam 'Al Kitabul Mubin Tafsir AlQur'an Bahasa Sunda' mengartikan 'Kawwiru' dengan 'Muterkeun' atau 'Ngagulungkeun' (Dalam bahasa Indonesia berarti memutarkan atau menggulungkan).
Menurut Prof. Dr. Hamka dalam 'Tafsir Al Azhar' mengartikan kata 'Kawwiru' dengan kata 'Menutupkan' (sama seperti Depag).
Menurut H. Fachruddin HS dan H. Zainuddin Hamidy dalam 'Al-Quran dan Terjemahan Bahasa Indonesia' mengartikan kata 'Kawwiru' dengan kata 'Dijadikan-Nya'.
Menurut hal-hal tersebut diatas menunjukkan keutamaan Al-Qur'an, yaitu andaikata dalam setiap terjemahan Al-Qur'an tidak ditemukan lagi teks aslinya dalam bahasa Arab, penterjemahan akan semakin menjauh.
Tetapi Al-Qur'an walaupun terjemahan disesuaikan dengan cerita, situasi dan kondisi cerita secara fleksibel, orang-orang masih dapat memeriksa masing-masing kata tersebut dengan melihat aslinya, Kitab Suci Al-Qur'an dalam bahasa Arab tersebut, dan menguraikannya secara harfiah.
Bucaille menganggap bahwa hanya R. Blachere yang paling tepat menterjemahkan kata 'Kawwiru' kedalam bahasa Prancis, yaitu kata 'Enrouler' (Menggulung).
Memang arti lain daripada kata ini ada, namun arti yang sebenarnya adalah serban bulat yang biasanya dipakai oleh orang-orang Arab dengan menggulungkan kain tersebut berputar-putar kekepala mereka.
Jadi sebagaimana kita ketahui bahwa 'Malam' disebabkan oleh keadaan bumi membelakangi matahari sehingga gelap, sedangkan 'siang' disebabkan oleh keadaan bumi menghadapkan tanah tempat kita berpijak kepada matahari sehingga terang benderang.
Pergantian2 siang dan malam berputar-putar ini diibaratkan serban orang Arab yang berputar-putar dikepala, ini tampak terlihat bila kita berada pada pesawat ruang angkasa yang sedang meninggalkan ataupun sedang kembali kebumi.
Dengan begitu, melalui potongan ayat 5 Surah Az-Zumar yang berbunyi :
'.... Dia menggulungkan malam atas siang dan menggulungkan siang atas malam...."
Seakan-akan Allah Swt menjelaskan kepada umat manusia bahwa :

1. Bumi berotasi (berputar) pada sumbunya
2. Bumi bulat adanya
Sebab apabila saja terjadi misalnya kejadian bumi tidak bulat ataupun bumi tidak berotasi pada sumbunya, maka salah satu hal tersebut terjadi, maka sebagai tempat dipermukaan bumi yang berada di Khatulistiwa sekalipun akan mengalami keadaan malam berkepanjangan, sebaliknya lokasi yang tegak lurus dengan tempat tersebut akan mengalami keadaan siang berkepanjangan.
Lebih jauh mengenai rotasi bumi pada sumbunya ini dijelaskan dalam Surah An-Naml 88:
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan...." (QS. 27:88)
Terjadinya malam berkepanjangan atau siang berkepanjangan seperti yang telah kita uraikan, adalah karena apabila terjadi tidak adanya rotasi salah satu planet pada sumbunya, sehingga dapat terus menerus melihat matahari, atau terus menerus membelakangi matahari, atau juga terus menerus menyamping terhadap matahari, tergantung posisinya dalam membuat gerakan melingkar (edar) pada matahari.
Hal ini tentu membuat sisi yang menghadap matahari terus menerus akan kering kerontang dengan suhu asngat tinggi, sebaliknya sisi yang membelakangi matahari terus menerus akan dingin membeku dengan suhu rendah (Menurut penelitian planet Venus mengalami keadaan seperti ini).
Semua peristiwa diatas dengan terperinci sudah diceritakan dalam Al-Qur'an surah 28 ayat 71 sampai dengan 73 sbb :
71. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu maka apakah kamu tidak mendengar?"
72. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya, Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
73. Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.
(QS. Al-Qashash 71-73)
Bumi
Berbicara mengenai bumi, maka sama seperti pokok-pokok yang dibicarakan mengenai penciptaan benda-benda lainnya, ayat yang mengenai bumi ini adalah tersebar diseluruh Qur'an. Untuk mengelompokkannya tidaklah mudah.
Untuk terangnya pembahasan ini, pertama kita dapat memisahkan ayat-ayat yang biasanya membicarakan bermacam-macam persoalan akan tetapi ayat-ayat tersebut mempunyai ciri umum, yaitu mengajak manusia untuk memikirkan nikmat-nikmat Tuhan dengan memakai contoh-contoh.
Ada lagi kelompok ayat-ayat yang dapat dipisahkan, yaitu ayat-ayat yang membicarakan soal-soal khusus seperti :
* Siklus (peredaran) air dan lautan
* Dataran Bumi
* Atmosfir bumi
Ayat-ayat yang bersifat umum
Ayat-ayat yang mengajak manusia untuk memikirkan nikmat-nikmat Tuhan kepada ciptaan-Nya, mengandung disana sini pernyataan-pernyataan yang baik sekali untuk dihadapkan dengan Sains Modern.
Dari segi pandangan ini ayat-ayat tersebut malah lebih penting karena tidak menyebutkan kepercayaan-kepercayaan yang bermacam-macam mengenai fenomena alamiah, yaitu kepercayaan yang digemari oleh manusia pada jaman turunnya wahyu yang sekarang ini terbukti salah oleh Ilmu Pengetahuan dan Tekonologi.
Disatu pihak, ayat-ayat itu memajukan ide sederhana yang dapat dimengerti dengan mudah oleh mereka yang diajak bicara oleh Qur'an berhubung dengan kedudukan geografis mereka, yaitu penduduk Mekkah dan Madinah, serta orang-orang Badui di Jazirah Arabia.
Dilain pihak ayat-ayat itu menyajikan pemikiran-pemikiran umum yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas yang terpelajar disegala tempat dan disegala waktu. Hal ini salah satu hal yang menunjukkan bahwa Qur'an itu suatu buku universil (untuk segala manusia sepanjang jaman).
Oleh karena tak ada pengelompokan ayat-ayat tersebut dalam Al-Qur'an, maka ayat -ayat itu kita sajikan menurut urut-urutan Surah.
"Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." (QS. 2:22)
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."
(QS. 2:164)
"Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang -pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."
(QS. 13:3)
"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk -makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya. Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu." (QS. 15:19-21)
"Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal." (QS. 20:53-54)
"Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada Tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui." (QS. 27:61)
Disini terdapat isyarat kepada stabilitas umum dari pada muka bumi. Kita sudah dapat mengetahui bahwa pada periode-periode permulaan dari pada bumi, maka bumi sebelum dingin tidak stabil.
Stabilitas muka bumi tidak mutlak, karena terdapat zone (daerah) dimana gempa bumi sering terjadi. Adapun pemisah antara dua lautan, hal ini merupakan gambaran (image) tentang tidak tercampurnya air sungai dan air laut pada muara -muara yang besar seperti yang akan kita lihat nanti.
(Wow... Maha Suci Allah, jauh sebelum manusia sadar bahwa diantara dua lautan itu ada suatu pemisah, Nabi Muhammad Saw yang bahkan tidak pernah berlayar sama sekali berkat petunjuk Allah, dapat menjabarkan sedemikian baiknya mengenai masalah ini).
Ada lagi ayat yang menjelaskan hal serupa :
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing." (QS. 55:19-20)
Muhammad tidak pernah sekolah, meskipun dia orang jenius tetapi apabila tidak pernah mengadakan penelitian atau pengamatan, dia pasti mengetahui apa-apa, kecuali mendapat petunjuk dari Allah Swt.
Air laut (Asin) bertemu dengan air tawar, namun keduanya tidak bisa bercampur aduk menjadi satu macam air.
Kebenaran ayat ini terbukti dengan menggunakan ilmu pengetahuan modern.
Bisakah Muhammad mengetahui hal tersebut tanpa petunjuk dari Allah yang Maha Menciptakan ?
Mari kita teruskan pembahasan ilmiah kita terhadap ayat-ayat Qur'an ini...
"Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezkinya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS. 67:15)
"Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu." (QS. 79:30-33)
Dalam beberapa ayat diatas, pentingnya air serta akibat praktis dari adanya air terhadap tanah dan kesuburan tanah, digaris bawahi. Dalam negeri-negeri bersahara, air adalah unsur nomor satu yang
mempengaruhi kehidupan manusia.
Tetapi disebutkannya hal ini dalam Qur'an melampau keadaan geografis yang khusus. Keadaan planet yang kaya akan air, keadaan yang unik dalam sistem matahari seperti yang dibuktikan oleh Sains Modern, disini ditonjolkan. Tanpa air, bumi akan menjadi planet mati seperti bulan. Al-Qur'an memberi kepada air tempat yang pertama dalam menyebutkan fenomena alamiah daripada bumi. Siklus air telah mendapatkan gambaran yang sangat tepat didalam kitab suci ini.
Siklus Air dan Lautan
Jika pada waktu ini kita membaca ayat-ayat Qur'an yang mengenai air dan kehidupan manusia, ayat demi ayat, semuanya akan nampak kepada kita sebagai ayat-ayat yang menunjukkan hal yang sudah jelas.
Sebabnya adalah sederhana; pada jaman kita sekarang ini, kita semua mengetahui siklus air dalam alam, meskipun pengetahuan kita itu tidak tepat keseluruhannya.
Tetapi jika kita memikirkan konsep-konsep lama yang bermacam-macam mengenai hal ini, kita akan mengetahui bahwa ayat-ayat Qur'an tidak menyebutkan hal-hal yang ada hubungannya dengan konsep mistik yang tersiar dan mempengaruhi pemikiran filsafat secara lebih besar daripada hasil-hasil pengamatan.
Jika orang-orang jaman dulu telah dapat memperoleh pengetahuan praktis yang bermanfaat, untuk memperbaiki pengairan air, walaupun pengetahuan itu terbatas.
Dengan cara pemikiran orang dahulu itu, mudahlah bagi seseorang untuk menggambarkan bahwa air dibawah tanah itu dapat diperoleh karena terjadinya gugusan dalam tanah.
Orang menyebutkan konsep Vitruvius Polio Marcus yang pada abad 1 SM mempertahankan ide tersebut di Roma. Dengan begitu, selama beberapa abad, dan juga setelah Qur'an diwahyukan banyak orang yang mengikuti ide yang salah tentang regime air.
Konsepsi tentang siklus air yang jelas untuk pertama kali diutarakan oleh Bernard Palissy pada tahun 1580. Konsepsi ini mengatakan bahwa air dibawah tanah asalnya dari infiltrasi air hujan dalam tanah. Teori ini kemudian dibenarkan oleh E. Mariotte dan P. Perrault pada abad XVII M.
Dalam ayat-ayat Qur'an tidak terdapat konsepsi yang salah, malah semakin ilmiah saja.
"Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfa'atnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan." (QS. 50:9-11)
"Dan kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkan. Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan."
(QS. 23:18-19)
"Dan Kami telah mengirimkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turnkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali -kali bukanlah kamu yang menyimpannya." (QS. 15:22)
Ada dua cara untuk menafsirkan ayat yang terakhir ini, angin yang menyuburkan dapat dianggap sebagai penyubur tanam-tanaman dengan jalan membawa Pollen (benih buah dari tumbuh-tumbuhan lain).
Tetapi dapat juga ditafsirkan sebagai ekspresi kiasan yang menggambarkan peranan angin yang membawa awan yang tidak mendatangkan hujan atau awan yang membawa hujan.
Peranan ini sering disebut dalam ayat, seperti berikut :
"Dan Allah, Dialah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianklah kebangkitan itu." (QS. 35:9)
"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan ke luar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira." (QS. 30:48)
"Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab angin itu pelbagai macam buah -buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah -mudahan kamu mengambil pelajaran." (QS. 7:57)
"Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, Binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak."
(QS. 25:48-49)
"Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkanNya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal."
(QS. 45:5)
"Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah -lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang." (QS. 13:17)
"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?". (QS. 67:30)
"Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan -Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal." (QS. 39:21)
"Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air." (QS. 36:34)
Pentingnya sumber-sumber dan diisinya dengan air hujan yang digiring kearah sumber itu digaris bawahi dengan tiga ayat terakhir. Kita perlu memperhatikan hal ini, untuk mengingat konsepsi yang tersiar pada abad pertengahan seperti konsepsi Aristotelis yang mengatakan bahwa sumber-sumber itu mendapat air dari danau-danau dibawah bumi.
Dalam artikel 'Hidrologie' dalam Encyclopedia Universalis, M.R. Remenieras, Guru Besar pada Ecolenationale du Genie rural, des Eaux et Forets (sekolah nasional untuk pertahanan desa, pertahanan air dan hutan), menerangkan tahap-tahap pokok dari pada hidrologi dan menyebutkan proyek-proyek irigasi Kun0, khususnYa di Timur TEngah.
Ia mengatakan bahwa empirisme telah mendahului ide pada waktu itu dan konsepsi -konsepsi yang salah. Kemudian ia meneruskan : Perlu manusia menunggu jaman Renaissance (antara tahun 1400 - 1600) untuk melihat konsep-konsep filsafat mundur dan memberikan tempatnya kepada penyelidikan-penyelidikan fenomena hidrologi yang didasarkan atas pengamatan (observasi).
Leonardo da vinci (1452-1519) menentang pernyataan Aristoteles.
bernard PalisSy dalam bukuNya 'PenyelidIkan yang menGagumkan tentAng watak air dan air mancUr, yang alamIah dan yang Buatan), membErikan interpRestasi yang Benar tentang siklus air dAn khususnya Pengisian sumBer-sumber aiR daripada aiR hujan.
Surah Az-Zumar ayat 21 yang menyebutkan bahwa air hujan itu mengarah kepada sumber-sumber air, bukankah ini tepat sekali seperti apa yang ditulis oleh Palissy tahun 1570.
Kemudian Al-Qur'an membicarakan butiran-butiran es dalam surah An-Nuur ayat 43:
"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran -butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung -gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu Hampir-hampir menghilangkaN penglihatan." (QS. 24:43)
Lautan
Sebagaimana ayat-ayat Qur'an telah memberikan bahan perbandingan dengan ilmu pengetahuan modern mengenai siklus air dalam alam pada umumnya, hal tersebutakan kita rasakan juga mengenai lautan.
Tidak ada ayat AL-Qur'an yang mengisahkan mengenai kelautan yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Begitu juga perlu digaris bawahi bahwa tidak ada ayat Qur'an yang membicarakan tentang lautan menunjukkan hubungan dengan kepercayaan -kepercayaan atau mitos atau takhayul yang Terdapat pada jaman Qur'an diwahyukan.
Beberapa ayat yang mengenai lautan dan pelayaran mengemukakan tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang nampak dalam pengamatan sehari-hari, dimana semua itu untuk dipikirkan.
Ayat-ayat tersebut adalah :
"Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah Menundukkan (Pula) bagimu Sungai-sungai." (QS. 14:32)
"Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya Kamu bersyukuR." (QS. 16:14)
"Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda -tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi Banyak bersyuKur." (QS. 31:31)
"Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan, dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu. Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan, kecuali karena Rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai pada waktu tertentu." (QS. 36:41-44)
Pada dini hari para nelayan bertolak kelaut mencari ikan, mereka mengembangkan layar perahunya karena mengharapkan angin darat meniup perahu mereka kelaut.
Begitu pula sebaliknya bila mereka hendak pulang, mereka mengembangkan layar perahunya mengharapkan angin laut menghantarkan mereka kedarat.
Begitulah pertolongan Allahus Shamad (Allah tempat bergantung segala sesuatu), karena Allah juga Rabbul Mustadh'afin.
Peristiwa diatas ini telah dimuat dalam Al-Qur'an dengan manis :
"...bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia..." (QS. 2:164)
Hal ini terjadi karena memang udara didarat pada siang hari terasa panas, menjadikan udara tersebut memuai (mengembang) sehingga karena kepadatannya udara tersebut bergerak ketempat yang relatif lebih renggang dilaut. Sedangkan panasnya laut pada malam hari membuat udara memuai (mengembang) Sehingga kareNa kepadatannYa pula udara tersebut berGerak ketempaT yang relatiF lebih renggAng didarat, Sesuai sifatnYa.
Udara yang bergerak disebut angin, membawa serta awan yang mengundang air atau butir-butir es (bila membatu). Hal ini menjadi keterangan AL-Qur'an pada potongan ayat selanjutnya, sebagai berikut :
"...dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi (atmosfir).." (QS. 2:164)
Secara lengkap penulis cantumkan keseluruhan Surah Al-Baqarah ayat 164
Tersebut sbb :
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala Jenis hewan, Dan pengisaraN angin dan aWan yang dikeNdalikan antaRa langit dan bumi (atm0sfIr); sungguh (terdapat) taNda-tanda (keEsaan dan kebEsaran allah) bagi kaum yaNg memikirkan." (QS. 2:164)
Perjalanan awan tersebut dalam ayat diatas adalah merupakan salah satu dari proses siklus air, air yang berasal dari manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan maupun dari alam sekitarnya seperti sungai, danau, kolom, got, selokan, parit, WC dam kamar mandi bergerak dari tempat yang tinggi ketempat yang Relatif lebih rendah, sehiNgga pada akhIrnya sebagiaN bisa sampai kelaut.
Dilautlah udara (disamping penguapan pada tempat-tempat lain), uap air diudara berkumpul membentuk awan.
Bersama angin gumpalan-gumpalan awan tersebut terbawa, dan oleh kelembaban tertentu (misalnya oleh gunung atau hutan) berubah kembali menjadi bintik-bintik hujan.
Peristiwa perjalanan awan lebih lengkap difirmankan oleh Allah dalam Surah An -Nuur 24 ayat 43 berikut ini:
"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran -butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung -gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS. 24:43)
Ada lagi fakta mengenai lautan untuk diamati, fakta tersebut dapat diambil dari ayat-ayat Qur'an tentang lautan dan fakta tersebut menunjukkan suatu aspek yang khusus.
Tiga ayat membicarakan sifat-sifat sungai yang besar jika sungai itu menuang kedalam lautan.
Suatu fenomena yang sering kita dapatkan adalah bahwa air lautan yang asin, dengan air sungai-sungai besar yang tawar tidak bercampur seketika.
Orang mengira bahwa Qur'an membicarakan sungai Euphrat dan Tigris yang setelah bertemu dalam muara, kedua sungai itu membentuk semacam lautan yang panjangnya lebih dari dari 150 Km, dan dinamakan Syath al Arab.
Didalam teluk pengaruh pasang surutnya air menimbulkan suatu fenomena yang bermanfaat yaitu masuknya air tawar kedalam tanah sehingga menjamin irigasi yang memuaskan.
Untuk memahami teks ayat, kita harus ingat bahwa lautan adalah terjemahan kata bahasa Arab 'Bahr' yang berarti sekelompok air yang besar, sehingga kata itu dapat dipakai untuk menunjukkan lautan atau sungai yang besar seperti Nil, Tigris dan Euphrat.
Tiga ayat yang memuat fenomena tersebut adalah sbb :
"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (QS. 25:53)
"Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit.Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar Membelah laut supaya kamu Dapat mencari karunia-Nya Dan supaya kaMu bersyukur." (QS. 35:12)
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan." (QS. 55:19, 20 & 22)
Selain menunjukkan fakta yang pokok, ayat-ayat tersebut menyebutkan kekayaan -kekayaan yang dikeluarkan dari air tawar dan air asin yaitu ikan-ikan dan hiasan badan : Batu-batu perhiasan dan mutiara. Mengenai fenomena tidak campurnya air sungai dengan air laut dimuara-muara hal tersebut tidak khusus untuk Tigris dan Euphrat yang memang tidak disebutkan namanya dalam ayat walaupun ahli-ahli tafsir mengira bahwa dua sungai besar itulah yang dimaksudkan.
Sungai-sungai besar yang menuang kelaut seperti Missisipi dan Yang Tse menunjukkan keistimewaan yang sama; campurnya kedua macam air itu tidak terlaksa seketika tetapi memerlukan waktu.
Atmosfir Bumi
Dalam beberapa aspek yang mengenai langit secara khusus dan yang telah kita bicarakan dalam posting-posting yang lalu, Qur'an memuat beberapa paragraf yang ada hubunnnya dengan fenomena-fenomena yang terjadi dalam atmosfir.
Mengenai hubungannya paragraf-paragraf Qur'an tersebut dengan hasil-hasil Sains Modern, kita dapatkan seperti yang sudah-sudah dilain persoalan tidak adanya kontradiksi dengan pengetahuan ilmiah yang sudah dikuasai manusia sekarang tentang fenomena-fenomena yang disebutkan.
Ketinggian (Altitude)
Sesungguhnya ini adalah pemikiran sederhana terhadap rasa, 'tidak enak' yang dirasakan orang ditempat yang tinggi, dan yang akan bertambah-tambah jika orang itu berada dalam tempat yang lebih tinggi lagi, hal ini dijelaskan dalam Surah Al-An'aam ayat 125:
"...niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki kelangit...." (QS. 6:125)
Bila Muhammad bukan utusan Allah, pasti ia tidak mengetahui bahwa kalau diluar angkasa tidak ada udara yang mengandung oksigen.
Benda apapun yang dilemparkan tinggi-tinggi akan jatuh kembali kebumi, begitu juga bila seorang peloncat tinggi meloncar, ia akan jatuh kembali kebumi.
Burung dapat terbang karena dengan susah payah harus menggerakkan sayapnya untuk mendorong udara, sekalipun berat badannya cukup ringan.
Semua ini karena adanya gaya tarik bumi yang disebut gravitasi.
besar atau keCilnya gaya tArik bumi dipEngaruhi 0leh besar kecilnYa berat jeniS suatu benda. Dengan demiKian semakin Ringan suatu Benda, maka sEmakin kecil Gaya tarik buMi pada benda tersebut, kaRena berat riNgan suatu beNda yang sama v0lumenya diTentukan 0leh besar kecil Berat jenisnyA.
"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. sesungguhnya pada yang demikian itu benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman." (QS. 16:79)
"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu." (QS. 6:38)
Air yang verat jenisnya lebih besar daripada minyak tanah, selalu berada dibagian bawah bila dicampurkan, karena gaya tarik bumi terhadap air lebih besar dibandingkan minyak tanah.
Helium yang ringan mempunyai gaya tarik bumi kecil sekali, sehingga bila dimasukkan kedalam balon mainan anak-anak, balon akan terbang tinggi karena masih banyak udara lain yang berebutan ingin lebih kebumi ditarik bumi.
Batu yang dilemparkan keatas akan mengalami perlambatan sampai mencapai puncaknya dengan kecepatan sama dengan 0 (nol).
Selanjutnya jatuh kembali kebumi mengalami percepatan.
kecepatan benDa terbesar aDalah pada saAt pertama seWaktu benda jAtuh kebumi aPabila tepat Jatuh dan temPat melempar Sama tinggi dAn tanpa pengAruh lain.
Semakin kuat tenaga yang dimiliki untuk melemparkan benda semakin tinggi pula titik puncak yang dicapai. Dan kekuatan yang diperlukan tersebut adalah kekuatan untuk melawan
Gravitasi bumI.
Dapat dibayangkan betapa banyaknya tenaga dan kekuatan yang diperlukan untuk melepaskan pesawat luar angkasa meninggalkan atmosfir.
Bahkan Challenger yang meledak pada percobaan penerbangan angkasa luar Amerika Serikat, tenaganya melebihi ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada waktu perang Dunia kedua.
Pesawat luar angkasa pertama milik Amerika Serikat yang mencapai bulan, yaitu Apollo 11, memerlukan kekuatan sedemikian besarnya untuk dapat mencapai bulan, sehingga tidak cukup hanya kekuatan ledakan pertama di Cape Kenedy, tetapi beberapa kali harus melepaskan alasnya untuk kekuatan baru. begitu juga LUnix dan S0yuZ miliki Uni S0viet (Rusia).
Sejak nuklir ditemukan manusia, para pembuat pesawat luar angkasa semakin bergairah karena kekuatannya dapat dipergunakan lebih maksimal.
Benda biasa yang dibakar umumnya menjadi abu, menguap keudara dan sisanya menjadi energi, tetapi nuklir dapat habis seluruhnya untuk menciptakan energi (tenaga) ataupun kekuatan.
Begitu besarnya perhatian dan keinginan para ahli luar angkasa, untuk memperoleh kekuatan agar dapat mengimbangi gaya tarik bumi (gravitas), lepas landas keluar angkasa menembus penjuru langit.
Ini semua sudah dibicarakan dalam Al-Qur'an :
"Hai jama'ah jin dan manusia,jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan". (QS. 55:33)
"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang ?. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang ?" (QS. 67:3)
Listrik di Atmosfir
Listrik yang ada diatmosfir dan akibat-akibatnya seperti guntur dan butir-butir es disebutkan dalam beberapa ayat sbb :
"Dia-lah yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia Kehendaki, daN mereka berbAntah-bantahaN tentang AllAh, dan dia-lAh Tuhan Yang Maha keras sIksa-Nya." (QS. 13:12-13)
Surah An-nur ayat 43.
"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatan olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran -butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung -gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu Hampir-hampir menghilangkaN penglihatan." (QS. 24:43)
Dalam dua ayat tersebut digambarkan hubungan yang erat antara terbentuknya awan -awan berat yang mengandung hujan atau butiran-butiran es dan terbentuknya guntur.
Yang pertama sangat dicari orang karena manfaatnya dan yang kedua ditolak orang. Turunnya guntur adalah keputusan Allah. Hubungan antara kedua fenomena atmosfir sesuai dengan pengetahuan tentang listrik atmosfir yang sudah dimiliki oleh manusia sekarang.
Bayangan
Fenomena yang sangat luar biasa dijaman kita, yaitu bayangan dan pergeserannya disebutkan dalam ayat-ayat berikut :
"Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang; dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu." (QS. 25:45)
"Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang dilangit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya diwaktu pagi dan petang hari." (QS. 13:15)
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri." (QS. 16:48)
Diluar hal-hal yang menunjukkan tunduknya segala ciptaan Tuhan termasuk bayangan, kepada penciptanya Yang Maha Kuasa, dan disamping Tuhan memperlihatkan kekuasaanNya, ayat-ayat Qur'an juga menyebutkan hubungan antara bayangan dan matahari.

Mengungkap konstruksi piring terbang

Mengungkap konstruksi piring terbang
Sungguh, Allah menahan planet-planet dan bumi agar tidak luput /dari garis orbitnya/,
Jika semua itu sampai luput, adakah yang dapat menahannya selain Dia ?
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. 35:41)
Semesta raya ini berasal dari Alma' yang diberi Rawasia.
Rawasiya merupakan turunan kata rasa /meneguhkan, mengikat, menambat/, dan dengan demikian memiliki arti peneguh, pengikat, penambat atau gaya alami yang menyusun tata letak dan tata gerak semesta.
Para ilmuwan sendiri telah merumuskan empat gaya alami yang mengatur matematika tata letak dan tata gerak semesta. Pertama adalah gravitasi yang membuat materi bermassa saling tarik. Kedua adalah elektromagnetika yang bekerja pada muatan listrik yang diam dan bergerak, termasuk antara inti atom dan elektron. Ketiga adalah interaksi lemah yang mengikat inti atom. Dan keempat adalah interaksi kuat yang mengikat partikel yang menyusun inti atom.
Dengan berbagai sistem Rawasia itu terwujudlah berbagai macam benda angkasa, terpisah menurut keadaan dan susunan sebagaimana yang terlihat sekarang. Namun meski semua benda-benda angkasa, terutama planet-planet memiliki Rawasia tetapi masing-masingnya mempunyai daya tarik yang berbeda. Hal itu tergantung pada jarak sesuatu planet dari matahari selaku titik pusat yang dikitari.
Semakin dekat suatu planet pada matahari semakin kecillah daya tarik magnetnya dan semakin teballah atmosfir yang melingkupi planet itu. Sebaliknya bila suatu planet jauh dari matahari maka nilai tarik magnetnya lebih besar dan atmosfirnya lebih tipis. Demikian pula susunan bintang-bintang yang mengorbit dalam daerah suatu galaksi, berbeda-beda pula nilai tariknya.
Bumi dan planet lainnya memiliki Rawasia dengan sistem yang dinamakan Simple, untuk contohnya kita pakai planet bumi ini sendiri: Dari utara keselatan membujur Rawasia atau batang magnet yang memutar bumi ini 3600 dalam waktu 24 jam /tepatnya 23 Jam 56 menit/.
Hal itu berlaku berkepanjangan. Kutub utara bumi adalah ujung Rawasia dengan magnet negatif dan diselatannya positif, yaitu kebalikan dari unsur magnet yang dimiliki matahari pada kedua kutubnya, dan hal inilah yang menyebabkan adanya tarik menarik antara bumi dan matahari disepanjang jaman. Bumi berputar disumbunya sambil beredar mengelilingi matahari pada jarak tertentu yang diperkirakan sejauh 93.000.000 mil.
Kutub utara bumi menarik unsur positif dari permukaan matahari sembari membuang unsur negatif yang ditarik oleh kutub utara matahri. Kutub selatan bumi menarik unsur negatif sembari membuang unsur positif yang ditarik oleh kutub selatan matahari.
Unsur magnet yang dikutub utara dan selatan bumi berpapasan dalam perut bumi dan perantukannya bisa menimbulkan gempa dan letusan gunung. Jadi magnet bumi ini hanya keluar dikutub-kutubnya dan karenanya permukaan planet ini membeku praktis dipakai untuk tempat kehidupan. Fungsi Rawasia yang demikian kita namakan dengan sistem Simple.
Kalau orang memperhatikan kedudukan pool magnet bumi di utara dan di selatan,terbuktilah bahwa pool atau ujung Rawasia itu senantiasa berpindah tempat sejauh maximal 100 dari kutub putaran bumi atau sejauh 1.100 kilometer. Hal ini cocok dengan maksud ayat berikut :
Dan Dia tempatkan Rawasia di bumi untuk memberi kekuatan padamu, dan siang-siang dan garis edaran agar kamu mendapatkan petunjuk, dengan kompas dan dengan matahari /bintang-bintang/ mereka /akan/ mendapat petunjuk.(QS. 16:15-16)
Maksudnya adalah bahwa adakalanya matahari tepat menyinari daerah equator bumi, waktu itu tercatat tanggal 21 Maret dan 22 September. Jika pada kedua tanggal itu orang memperhatikan kompas akan kelihatanlah kedua jarumnya tepat menunjuk kearah utara dan selatan kutub putaran bumi. Ini memperlihatkan bahwa antara kedua ujung Rawasia bumi terbentuk segitiga sama kaki dengan matahari sebagai titik sudut ketiga.
Adakalanya matahari itu miring keselatan, penanggalan waktu itu mencatat tanggal 22 Desember, berlakulah puncak musim panas dibelahan selatan bumi dan puncak musim dingin dibelahan utara bumi. Sebaliknya tanggal 21 Juni, matahari berada maksimal diutara dan berlakulah siang yang panjang dibelahan utara bumi dan malam yang panjang dibelahan selatan.
Pada kedua tanggal itu orang akan dapat memperhatikan bahwa jarum kompas berpindah sejauh 100 dari kutub utara putaran bumi karena sebagai dikatakan tadi : Ujung Rawasia bumi senantiasa membentuk segitiga sama kaki dengan matahari.
Bumi yang beratnya sekitar 600 trilyun ton tidak jatuh pada matahari karena daya lantingnya (centrifugal) dalam mengorbit, sebaliknya dia tidak terlanting jauh keluar garis orbitnya ditahan oleh daya jatuhnya /gravitasi/ pada matahari sebagai pusat orbit. Daya lanting bumi dan daya jatuhnya sama besar disebut orang dengan Equillibrium, karena itu sampai sekarang bumi yang kita diami ini senantiasa berputar beredar mengelilingi matahari.
AlQur'an sering menjelaskan persoalan rotasi dan orbit benda-benda angkasa, tidak bertiang dan tidak bertali, semuanya bergerak dalam keadaan bebas terapung. Hanya Rawasialah yang berlaku sebagai tenaga sentrifugal dan gaya tarik universal yang menyebabkan setiap planet itu berputar disumbunya sembari membawanya berkeliling matahari.
Kini kita misalkan saja, bagaimana kalau daya lanting bumi dipakai sedangkan daya jatuhnya ditiadakan ?
Waktu itu praktis bumi ini akan melayang jauh meninggalkan matahari sebagaimana yang diungkapkan dalam surah 35:41 diatas. Jadi tenaga centrifugal demikian dapat dipakai untuk terbang jauh jika tenaga gravitasi dihilangkan. Akhirnya kita terbentur kepada : Bagaimana cara menghilangkan daya jatuhnya itu ?
Suatu cara adalah dengan memutar bagian pesawat secara horizontal, bila putaran itu semakin cepat akan semakin besarlah daya centrifugal dan semakin kecillah daya gravitasi, akhirnya daya jatuh itu akan hilang sama sekali dan mulailah pesawat terangkat dengan mudah tanpa pengaruh tarikan bumi.
Tentu orang akan heran : bagaimana pula pesawat dapat berputar terus menerus tanpa tumpuan ?
Dari itulah kita namakan pesawat itu dengan Shuttling System yaitu pesawat berupa piring dempet yang ditengahnya tempat penumpang :
1. Bagian atas, kita namakan Positif, berputar kekanan, semakin kepinggir massanya lebih tebal dan berat.

2. Bagian bawah, kita namakan Negatif, berputar kekiri, semakin kepinggir massanya lebih tebal dan berat.

3. Bagian tengah, kita namakan Neutral, tempat awak pesawat serta perlengkapan dan mesin yang memutar positif dan negatif sekaligus.

Perlu ada satu mesin yang memutar dua piring pesawat itu dari dalam. Tidak jadi masalah apakah mesin itu sama dengan yang memutar propeller kapal udara ataukah yang mengangkat roket Apollo dari bumi.
Keliling pinggiran positif dan negatif boleh diberi gerigi yang menolak udara sewaktu berada dalam atmosfir. Udara yang ditolak kekiri oleh Negatif disambut tolakan kekanan oleh Positif. Keadaannya dapat diatur begitu rupa hingga hal itu jadi tenaga untuk mengangkat pesawat yang bebas gravitasi atau pinggiran itu boleh pula licin saja maka tenaga naiknya harus ditimbulkan oleh ledakan dari dalam seperlunya.
Keseimbangan putaran Positif dan Negatif yang berlawanan arah ditimbulkan oleh satu roda gigi yang digerakkan oleh mesin dalam ruang Neutral. Semakin cepat putarannya akan semakin hilanglah bobot pesawat itu untuk jatuh kebumi, karenanya pesawat itu dapat turun naik dengan mudah atau berhenti diudara.
Bagian Neutral yang memang tebal ditengahnya, disana ada mesin yang memutar Positif dan Negatif berlawanan arah hingga pesawat itu tidak goncang. Kecepatan putaran itu akan menghilangkan bobot Neutral itu sendiri, karenanya pinggiran Negatif dan Positif harus lebih berat.
Bagian Neutral memiliki saluran keatas dan kebawah pada pusat Positif dan Negatif. Saluran itu diperlukan untuk radar dan peneropongan. Pintu masuk terdapat dipusat Positif, yaitu diatas pesawat. Pinggiran yang tipis dari Neutral diberi saluran-saluran penembakan untuk keseimbangan dan pembelokan serta untuk keperluan lainnya.
Akhirnya pesawat itu berupa piring terbang kebal peluru, tak membutuhkan landasan tertentu, dapat bergerak dengan kecepatan tinggi, water proff, dapat leluasa untuk berbagai keperluan didarat dilaut dan diangkasa bebas tanpa bobot. Baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang, efektif, tidak memerlukan bantuan dan pengawasan dari pangkalannya.
Pesawat seperti ini sudah pernah dibuat pada jaman Nabi Sulaiman, hal ini terlihat dari ayat AlQur'an berikut :
Lalu Kami jadikan Sulaiman memahaminya. Setiap orangnya Kami beri hukum dan pengetahuan; dan Kami edarkan bersama Daud gaya-gaya alamiah/Rawasia dan burung-burung yang bertasbih. Dan Kamilah yang melakukannya.
(QS. 21:79)
Dan bagi Sulaiman angin; yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan dan diwaktu sorenya sebulan (pula) dan Kami suruh menyelidiki baginya sumber logam. Diantara Jin ada yang bekerja dihadapannya dengan izin Tuhannya; dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya siksaan api yang menyala.
Mereka mengerjakan untuknya apa yang dia kehendaki dari gedung-gedung pencakar langit dan patung-patung, serta piring-piring seperti kolam dengan roda-roda yang bersumbu. Bekerjalah hai keluarga Daud sambil bersyukur, dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.
(QS. 34:12-13)
Analisis saya, bahwa Nabi Sulaiman dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang dipahaminya berkat kebijaksanaan Allah, telah mampu memahami hukum-hukum alam termasuk apa yang kita sebut sekarang dengan aerodinamika, kekekalan massa, kekekalan energi dan lain sebagainya sehingga beliau dapat menundukkan alam yang pada konteks disini khususnya adalah angin sehingga dengan tekhnologinya beliau mampu melakukan perjalanan secepat kilat yang perjalanannya diwaktu pagi lamanya dengan perjalanan yang ditempuh oleh manusia biasa adalah satu bulan !
Jelas Nabi Sulaiman meskipun berkedudukan sebagai seorang Nabi, ia tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dalam bertindak, makanya tidak mungkin beliau itu menundukkan angin seperti cerita-cerita dongeng Abrakadabra layaknya sosok Superman atau Gatot Kaca meskipun jika dia mau bisa saja melakukannya, tapi Allah senantiasa menetapkan hukum-hukumNya kepada manusia secara logis dan dinamis.
Tentunya sang Nabi telah mempergunakan pesawat didalam bepergiannya yang sangat cepat itu !
Dan bahan pesawat tersebut sebagimana yang tersirat dalam ayat AlQur'an diatas adalah terbuat dari logam dengan menggunakan sumbu-sumbu pada bagian bawahnya sebagai tenaga naik mula-mula keatas untuk menghindari pengaruh gravitasi bumi.
Istimewanya lagi, pesawat kendaraan Nabi Sulaiman ini berbentuk piring yang laksana kolam besarnya dan mampu untuk mencapai gedung-gedung pencakar langit yang dibuat oleh umatnya, sehingga memudahkan semua urusannya, termasuk memonitor kerja para prajurit dan umatnya dari ketinggian.

Ingat .. selain berpangkat sebagai Nabi Allah Sulaiman juga berkedudukan sebagai seorang raja waktu itu.
Apa yang sudah dicapai oleh Nabi Sulaiman dalam konstruksi pesawat terbang waktu itu, belumlah bisa kita wujudkan secara keseluruhan pada masa ini, kita baru bisa memotong kompas yang amat sederhana, jika sebelumnya perjalanan dari Palembang ke Jakarta ditempuh berkendaraan darat memakan waktu l/k 1 hari penuh /tanpa berhenti/, dengan pesawat terbang bisa dicapai dalam waktu 1 jam.
Namun Nabi Sulaiman ?
Perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan manusia biasa !
Bayangkan .. berapa kecepatan yang dapat ditempuh oleh beliau dalam mengelilingi bumi ini bahkan hingga naik keluar angkasa dalam satu perjalanan waktu Sulaiman.
Disini kita kembali berurusan dengan masalah ruang dan waktu yang selalu menjadi salah satu topik utama Qur'an. Pada pembahasan yang lalu kita telah mengadakan perhitungan :
1 hari Allah = 1000 tahun manusia (QS. 22:47)
1 hari malaikat = 50.000 tahun manusia (QS. 70:4)
1 hari Nabi Sulaiman = 2 bulan manusia (QS. 34:12)
Bandingkan dengan waktu tempuh Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin selaku Nabi penutup dalam perjalanannya ke Muntaha melewati garis tengah bima sakti yang dalam perhitungan sekarang = 10 milyard tahun cahaya dalam waktu 1 malam atau 1/2 hari manusia untuk menghadap Allah !
Sungguh .. Allah maha besar dan maha berkuasa atas segala sesuatunya.
Pada bahagian yang lain, AlQur'an juga menyatakan bahwa tekhnologi yang dimiliki oleh Nabi Sulaiman juga telah mencakup tekhnologi tranformasi, ingat pada peristiwa pemindahan singgasana ratu Saba' yang dilakukan oleh seorang manusia yang mempunyai ilmu dari kitab dari kerajaan Nabi Sulaiman.
Dia berkata: "Wahai masyarakat, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang muslimin ?".
Berkatalah 'Ifrit dari golongan Jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu beranjak dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya".
Berkatalah seorang yang mempunyai pengetahuan dari kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata:"Ini karunia Tuhanku untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau mengingkari ? Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
(QS. 27:38-40)
Dr. Yahya Sa'id al-Mahjari, seorang sarjana Muslim Arab dari Mesir yang sekarang bertugas sebagai konsultan utama tentang keadaan energi dan lingkungan pada pusat Pengkajian Teknologi di Finlandia mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh orang tersebut dipandang dari sudut ilmu pengetahuan modern yang ada pada kita sekarang ini benar-benar suatu langkah maju sekali.
Pertama, dia telah mengubah singgasana Ratu Saba' menjadi semacam energi /tidaklah penting apakah energi itu berupa panas seperti yang kita dapatkan dari peralatan atomik model sekarang yang berkapasitas rendah/ namun suatu energi yang menyerupai listrik atau cahaya dapat dikirim lewat gelombang listrik magnetik.
Kedua, ia berhasil mengirim energi itu dari negri Saba' di Yaman kenegri Nabi SUlaiman di Palestina. Karena kecepatan penyebaran gelombang listrik magnetik sama dengan kecepatan cahaya, yaitu 300.000 km perdetik, maka waktu yang ditempuh energi itu untuk sampai kenegri Nabi Sulaiman adalah kurang dari satu detik, meskipun jarak antara Saba' dan kerajaan Nabi Sulaiman mencapai 3.000 kilometer.
Ketiga, ia mampu mengubah energi itu, ketika tiba dikerajaan Nabi Sulaiman, menjadi materi sama persis seperti gambaran materi sebelumnya /proses materialisasi/, artinya, setiap benda, bagian dan atom kembali kebentuk dan tempat asalnya semula.
Sesungguhnya energi /at-thaqqah/ dan materi /al-maddah/ adalah dua bentuk berbeda dari benda yang sama. Materi bisa berubah menjadi energi dan sebaliknya. Manusia saat ini telah berhasil mengubah materi menjadi energi dalam berbagai perlengkapan atau peralatan dengan memanfaatkan energi atom antara lain melahirkan atau memproduksi energi listrik untuk kemaslahatan peradaban manusia banyak.
Meskipun demikian, kemampuan manusia dalam mengubah materi menjadi energi masih berada dalam tahap perbaikan serta pengembangan. Demikian pula, manusia telah berhasil kendatipun dalam kadar sangat minim dan rendah, mengubah energi menjadi materi dengan alat yang disebut Akselerator partikel /particel accelerator/.
Walaupun demikian, kadar kemampuan dalam hal itu masih terus ditingkatkan dan disempurnakan, sehingga kita akan sampai pada satu kesimpulan, pengubahan materi menjadi energi dan sebaliknya merupakan pekerjaan yang dapat dilakukan secara ilmiah dan praktis.
Jika manusia kelak bisa melakukan perubahan antara materi dan energi dengan mudah, maka pasti ia akan menghasilkan perubahan total dan mendasar. Bahkan, boleh jadi, manusia melahirkan revolusi besar-besaran dalam kehidupan modern sekarang. Salah satu sebab yang memungkinkan pengiriman energi adalah menggunakan kecepatan cahaya pada gelombang mikro ketempat mana saja yang kita inginkan, yang kemudian kita ubah kembali menjadi energi.
Dengan cara itu, kita bisa mengirim peralatan atau perlengkapan apa saja, bahkan rumah berikut isinya bisa dipindahkan kedaerah mana saja dimuka bumi ini menurut pilihan kita atau malah dipindahkan kebulan atau Mars sekalipun hanya dalam beberapa detik atau beberapa menit saja, sebagaimana yang sering kita tonton dalam serial televisi StarTrex.
Tetapi satu hal yang masih diakui sebagai kendala utama oleh para sarjana fisika untuk membuktikan mimpi ini adalah menggabungkan dan merangkaikan bagian-bagian atau atom-atom partikel dalam bentuk aslinya secara sempurna sehingga setiap atom diletakkan pada tempat semula sebelum atom itu diubah menjadi energi guna melakukan tugas pokoknya.
Masih ada kesukaran lain yang harus dihadapi oleh Sains modern, yaitu kemampuan menghimpun gelombang elektro magnetik yang ada sekarang, yang tampaknya hanya 60% saja. Ini disebabkan berpencarnya gelombang itu diudara.
Mengubah materi menjadi gelombang mikro telah tercapai sekarang ini dengan metode yang ditempuh manusia dalam bentuk aslinya yang memerlukan pengubahan materi menjadi energi panas, lalu energi mekanik kemudian energi listrik dan terakhir dikirimkan lewat gelombang mikro.
Itulah sebabnya kita mendapatkan bahwa bagian terbesar dari materi yang kita dahulukan membuatnya itu tercerai-berai dicelah-celah perubahan tersebut, dan sisanya -hanya bagian kecil- saja yang dapat kita kirimkan lewat gelombang mikro. Kemampuan pengubahan energi mekanik menjadi energi listrik tidak akan lebih dari 20%.
Meskipun kita telah melewati kelemahan teknologi sekarang dalam mengubah uranium menjadi energi, maka yang berubah menjadi energi itu hanyalah bagian kecil dari uranium. Sementara sisanya ada pada panas nuklir yang memancarkan energinya pada ribuan dan jutaan tahun dan berubah menjadi anasir lain sehingga akhirnya menjadi timah.
Jika saja kita bisa memanfaatkan sebagian lagi dari materi yang tercerai-berai itu, tentulah berarti jika kita mulai membuat singgasana Ratu Saba', lalu kita ubah menjadi energi melalui suatu metode tertentu dan kita kirimkan energi ini via gelombang mikro kemudian gelombang ini kita terima lagi lalu kita ubah sekali lagi menjadi energi atau diubah menjadi materi, maka kita tidak akan mendapatkan lebih dari 5% dari singgasana Ratu Saba' itu.
Sisanya tercerai-beraikan dicelah-celah perubahan-perubahan itu jika kita lihat kemampuan paling minimal dalam praktik ini. Yang 5% dari materi asli itu tidak akan cukup untuk membangun satu bagian kecil saja dari singgasana Ratu Saba', baik kakinya maupun tangannya.
Namun hasil yang dicapai oleh prajurit Nabi Sulaiman itu adalah 100% sehingga sang Nabi sendiri berkata sebagaimana disebutkan dalam AlQur'an, Ia berkata: Ubahlah singgasananya itu; Akan kita lihat apakah dia mengenalinya ataukah tidak. Maka tatkala ia datang ditanyakanlah kepadanya:"Serupa inikah singgasanamu ?" Dia menjawab:"Seakan-akan singgasana ini adalah singgasanaku ! kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri". (QS. 27:41-42)
Sayangnya, sebagaimana yang umum terjadi disetiap negri yang makmur, akan selalu ada kelompok-kelompok tertentu yang iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain, begitupula halnya dengan pemerintahan Nabi Sulaiman, ada orang-orang yang ingkar kepada Allah dan kenabiannya mengatakan hal-hal yang mereka buat-buat :
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan tentang kerajaan Sulaiman padahal Sulaiman tidaklah kufur, melainkan setan-setan itu yang kufur. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan yang diturunkan atas dua orang berkuasa di Babilon bernama Harut dan Marut. Padahal tidaklah keduanya mengajar seseorang sebelum mengatakan: "kami tidak lain hanya ujian, karenanya jangan kamu kufur". (QS. 2:102)
Sulaiman, adalah seorang yang cerdas dan mumpuni serta mendalam ilmunya, baik dibidang tekhnologi maupun psikologi, dia juga mengetahui bahwa betapa kekuasaan yang telah diberikan oleh Allah kepadanya adalah suatu hal yang berat dan penuh tanggung jawab, ia pesimis bahwa sepeninggalnya kelak kerajaannya akan tetap langgeng, aman sejahtera sebagaimana sewaktu dia masih ada, selain itu ia juga khawatir bahwa ketinggian tekhnologi kerajaannya itu akan menimbulkan kekacauan dan malapetaka bagi manusia jika sampai jatuh ketangan yang tidak bertanggung jawab.
Karenanya Sulaiman dengan kedudukannya sebagai seorang Nabi telah berdoa kepada Allah :
Ia berkata:"Ya Tuhanku ! berilah perlindungan kepadaku dan karuniailah untukku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun sesudahku, karena Engkau sungguh Yang Maha pemberi".
(QS. 38:35)
Sungguh besar perhatian Nabi Sulaiman bagi peradaban manusia, melalui doanya itu, beliau bukan ingin menghalangi orang lain mencapai peradaban yang tinggi melampui apa yang dicapainya, melainkan malah ingin menghindarkan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh kemajuan itu sendiri.
Apa yang telah dicapai oleh Nabi Sulaiman, sebuah kerajaan yang besar dan megah, beristanakan kaca serta dipenuhi dengan berbagai gedung yang menjulang tinggi dan pesawat udara canggih berbentuk piring yang kecepatannya dalam sehari dua bulan perjalanan manusia biasa disertai pula kemampuannya berbahasa binatang sekaligus mampu mengendalikan prajurit dan buruh tangguh yang terdiri dari Jin dan manusia serta pasukan burung yang dapat ia perintah menurut apa yang dikehendakinya lengkap dengan segala kemajuan tekhnologinya, termasuk transformasi.
Bagi Sulaiman angin yang berpusar dan berhembus dengan perintahnya kenegeri yang telah Kami berkati. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 21:81)
Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib. (QS. 27:17)
Juga segolongan syaitan-syaitan yang menyelam untuknya serta mengerjakan pekerjaan selain daripada itu; dan Kami peliharakan mereka /bagi Sulaiman/. (QS. 21:82)
Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana itu." Maka ketika dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam, dan disingsingkannya dari kedua kakinya. Berkatalah dia /Sulaiman/: "Sungguh itu adalah istana licin yang terbuat dari kaca". Berkata dia : "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam". (QS. 27:44)
Apa jadinya jika kekuasaan yang dicapai oleh Nabi Sulaiman itu dipegang oleh orang lain dan dibuat untuk kerusakan sesama manusia ? Sungguh sukar untuk dibayangkan.
Dengan tidak mempersempit pemikiran mengenai fenomena UFO, ETI, dan hal-hal lainnya yang berbau makhluk luar angkasa, ada satu kemungkinan yang prosentasenya berbanding sama, bahwa apa yang kita lihat selama ini dengan UFO dan berbagai fenomena mengelilinginya tidak lain adalah sisa-sisa peradaban yang dilestarikan oleh para Jin & Setan hingga hari ini dan diajarkan kepada beberapa orang manusia tertentu /Dajjal ?/ untuk membuat keributan didunia ramai.
Selanjutnya anda bisa membaca secara lebih luas dan dalam mengenai kemungkinan ini pada buku :Dajjal akan muncul dari segitiga Bermuda karangan Muhammad Isa Dawud terbitan Pustaka Hidayah 1996, yang dilengkapi dengan berbagai dalil dan fakta yang tentunya bentuk penguraian beliau akan berbeda dengan apa yang saya uraikan dan pahami.
Selain itu, anda juga saya sarankan untuk membaca buku Makhluk Angkasa Luar & AlQur'an karangan Su'ud Muliadi SM HK, terbitan PT. Garoeda Boeana Indah Pasuruan, disana anda akan mendapatkan banyak sekali fakta-fakta dan data-data yang otentik seputar UFO dan kejadian-kejadian yang melingkupinya dari abad keabad.

Al Quran Tentang Kehidupan di Planet Lain

(Mengungkap makhluk luar angkasa)

Kita semua mengetahui bahwa bumi yang kita diami ini tak lebih dari sebutir debu dialam semesta yang amat besar dan megah, dan yang penuh dengan kehidupan dan makhluk hidup. Memang mungkin saja bumi kita ini adalah sebutir pasir diatas pantai wujud semesta yang amat sangat luas, yang batas-batasnya tak terjangkau oleh khayalan kita !
Kita lebih lagi merasakan luasnya kerajaan langit apabila kita ikuti hasil penelitian para ahli ilmu falak atau Astronomi sebagai hasil dari pengamatan mereka yang tidak henti-hentinya terhadap ruang angkasa.
Kita akan menjadi orang-orang dungu apabila mengira bahwa hanya kitalah satu-satunya makhluk hidup dalam wujud semesta yang maha luas ini yang dikatakan juga dalam AlQur'an sebagai 'Arsy Allah.
Logikanya, seseorang yang membangun gedung pencakar langit tidak akan membiarkan angin menerpa bagian terbesar dari sisi-sisinya yang dibiarkannya kosong, seraya merasa cukup dengan penghunian satu kamar saja diantara lorong-lorongnya !
Sesungguhnyalah alam ini penuh sesak dengan makhluk hidup yang dicipta oleh Allah Swt yang merupakan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Maka jika manusia mengira bahwa mereka adalah satu-satunya yang meliputi kehidupan, sungguh mereka telah terkelabuhi oleh diri sendiri.
Selain itu adanya ketidak percayaan manusia bahwa jika dalam setiap planet-planet diluar bumi kita ini berhunikan makhluk hidup sebagaimana halnya dengan manusia, akan menyebabkan gagalnya konsep dari ajaran agama Kristen Trinitas yang dipeluk oleh mayoritas penduduk dunia saat ini dengan menyatakan bahwa Tuhan itu beranak dibumi ini dengan nama Jesus.
Mereka kehilangan daya untuk menentukan apakah Tuhan telah beranak pula diplanet lain dalam tata surya ini mengingat diplanet-planet itu ada masyarakat manusia pula, lalu apakah sedemikian genitnya Tuhan itu dengan keranjingan beranak pinak ?
Dengan memperhatikan AlQur'an suci, wahyu Allah yang diberikan kepada Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin sang Nabi penutup, kita akan mengetahui hal tersebut dengan jelas bahwa Allah itu adalah Tuhan yang Maha Esa, Tidak beranak dan Tidak diperanakkan serta Dia maha Kuasa atas segala sesuatunya tanpa harus ada partner didalam menjalankan kesemuanya itu.
Khusus untuk masalah yang menjadi tanda tanya para ahli pikir abad 20 mengenai kehidupan diluar planet bumi kita ini Allah berfirman dalam AlQur'an :
Dan diantara ayat-ayatNya adalah menciptakan langit dan bumi
Dan makhluk-makhluk hidup yang Dia sebarkan pada keduanya.
Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.(QS. 42:29)
Kepada Allah sajalah bersujud semua makhluk hidup yang berada di langit dan di bumi dan para malaikat, sedang mereka /malaikat/ tidak menyombongkan diri. (QS. 16:49)
Tasbih bagiNya planet-planet, bumi dan semua yang ada di dalamnya. Bahwa mereka itu hanya tasbih dengan memuji Dia, tetapi kamu tidak mengerti caranya mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. 17:44)
Hai manusia ! Sembahlah Tuhan-mu yang telah menjadikan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu terpelihara.
(QS. 2:21)
Makhluk-makhluk yang ada diplanet dan bumi memerlukan Dia, setiap waktu Dia dalam kesibukan.
(QS. 55:29)
Tidak ada satu makhlukpun diplanet dan di bumi, kecuali akan datang kepada Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. (QS. 19:93)
Ayat-ayat seperti itu banyak sekali. Dari sana kita mengetahui bahwa Bani Adam yang ada diplanet bumi kita ini hanyalah satu jenis makhluk diantara makhluk-makhluk hidup lainnya, bukan satu-satunya makhluk hidup.
Pada pembahasan yang lalu, yaitu tentang Nabi Adam dan istrinya yang dulu bertempat tinggal di bumi Muntaha sebagai bumi yang letaknya pada galaksi terjauh dan tertinggi dimensinya serta pembahasan mengenai perjalanan Mi'raj Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin kembali pada dimensi tertinggi itu, kita sudah mengenal ada banyaknya langit dan bumi didalam bentangan alam semesta ini.
Dan sekedar untuk mengingatkan kita saja, mari kita perhatikan kembali firman Allah berikut ini :
Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah /hukum-hukum/ Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.
(QS. 65:12)
Dari ayat 65/12 diatas nyatalah bahwa yang dimaksud Qur'an dengan istilah Samawaat adalah planet-planet yang bersamaan wujud dan rupanya dengan bumi kita ini.
Menurut ketentuan tata bahasa, istilah itu berasal dari Samaa' sebagai singular dari samawaat, namun wujud dan keadaannya ternyata berbeda. Samaa' berarti angkasa atau atmosfir dimana hujan turun membasahi bumi, sedangkan samawaat berarti planet-planet yang bersamaan wujudnya dengan bumi.
Jika kita memperhatikan maksud dari ayat 42/29 yang kita tuliskan pada bagian awal, maka akan semakin jelas diketahui bahwa Samawaat adalah planet-planet dimana makhluk yang berjiwa hidup berkembang biak seperti yang berlaku diplanet bumi kita ini, dan menurut ayat 24/45 berikut dapat kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan makhluk berjiwa atau istilah Qur'annya Dabbah adalah yang berjalan dengan perutnya, dengan empat kaki (sama halnya dengan hewan) dan atas dua kaki sebagaimana keadaan manusia.
Dan Allah telah menciptakan semua jenis makhluk hidup dari Almaa', diantara mereka ada yang berjalan atas perutnya /melata/, dan dari mereka ada yang berjalan atas dua kaki /manusia/ serta dari mereka ada yang atas empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, karena sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.(QS. 24:45)
Tentu ada orang yang mengartikan istilah Dabbah yang termuat pada ayat 42/29 itu dengan berbagai istilah, tetapi ayat 24/45 telah menerangkan arti istilah itu sejelas-jelasnya. Dan dari semua itu didapatlah kepastian bahwa dipermukaan planet dalam tata surya juga hidup makhluk-makhluk yang berupa hewan melata atau hewan berkaki empat serta makhluk hidup yang berupa manusia, berjalan dengan kedua kakinya seperti yang berkembang biak diplanet bumi kita ini.
Sementara itu Allah menyatakan mengenai aneka ragam jenis dan sifat Dabbah itu, sebagaimana pada surah 8:22 bahwa Dabbah yang jahat ialah orang-orang yang tidak memikirkan hidupnya, dan pada surah 8:55 dinyatakan pula sebagai Dabbah yang kafir menurut hukum Islam.
Kembali pada surah 65/12 diatas bahwa Samawaat adalah planet-planet yang bersamaan wujud dan rupanya dengan bumi kita ini. Dalam ayat-ayatnya yang lain secara tersirat, AlQur'an juga mempertegas dengan mengatakan bahwa dibumi-bumi lainnya itu ada tumbuhan, bebatuan dan lain sebagainya.
"Hai anakku, sekiranya ada seberat biji sawi yang berada dalam batu karang yang besar atau di planet ataupun didalam bumi ini, Allah akan menunjukkannya. Sungguh, Allah itu Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS. 31:16)
Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah telah mengedarkan untukmu apa yang diplanet dan apa yang di bumi serta menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin ? Dan di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. (QS. 31:20)
Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap selain Allah ! Tidaklah mereka memiliki seberat zarrahpun diplanet dan tidak pula di bumi ini, karena mereka tidak bersekutu pada keduanya dan tiada mereka sebagai pembantu bagiNya". (QS. 34:22)
Adanya kehidupan dipermukaan planet-planet pada bahagian langit yang lainnya sebagaimana maksud ayat-ayat suci yang telah kita kutipkan diatas, dapatlah dijadikan anak kunci bagi membuka lembaran baru tentang Astronomi yang dalam teori sarjana-sarjana barat selama ini terkandung keraguan dan kontradiksi yang tidak terpecahkan.
Adanya UFO /Unidentifiet Flying Objects/ yang pesawatnya berbentuk piring terbang, ribuan kali telah terlihat nyata diangkasa bumi, begitupun pendapat-pendapat yang sering kita dengar bahwa pesawat itu dikendalikan dan diawaki oleh manusia cerdas dari planet lain /ETI = Extra Terrestrial Intelligence Being/ menjadi alasan positif yang menguatkan pendapat adanya kehidupan manusia dan juga makhluk-makhluk hidup lainnya yang bermasyarakat sebagaimana yang berlaku dibumi.
Peradaban mereka yang sedemikian majunya sehingga mereka bisa melawan hukum-hukum alam yang manusia bumi abad ke-20 ini belum mampu melakukannya, hal ini terlihat dengan mampunya UFO itu terbang mengambang diatas permukaan bumi tanpa adanya pengaruh apapun dari gaya gravitasi bumi yang didalam AlQur'an disebut dengan Rawasia yang selalu diterjemahkan oleh para penafsir Qur'an selama ini dengan pengertian Gunung.
Kita bisa menerima kenyataan ini bila kita mau berpikir bahwa sebelum Nabi Adam as dan istrinya bertempat tinggal diplanet bumi kita ini, mereka terlebih dahulu singgah dan menetap serta berketurunan dibumi-bumi lainnya dalam bentangan tata surya Tuhan hingga pada masa waktu tertentu sesuai dengan ketetapan yang diberikan oleh Allah, mereka hijrah kebumi yang lainnya sampai pada planet bumi kita ini sebagai bumi terakhir yang akhirnya pula sebagai tempat wafat mereka dan bersemayamnya jasad mereka.
Menurut riwayat yang ada, makam atau kuburan dari istri Nabi Adam yang sering disebut orang dengan nama Siti Hawa, terletak dikota Jeddah, berukuran sangat panjang (ingat bahwa manusia pertama kalinya diciptakan oleh Allah dengan bentuk dan tubuh tinggi - lihat Hadist Qudsi yang pernah saya tuliskan pada artikel : Misteri Adam manusia pertama).
Kota Jeddah sendiri berartikan "Nenek".
Hanya saja bagaimanapun rujukan yang pasti, termasuk Hadist Rasulullah Saw yang menjelaskan mengenai kuburan Hawa tersebut belum pernah saya dapatkan dan saya baca.
Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, hal yang ditentukan dan hal yang ditumpangkan. Sungguh telah Kami jelaskan pertanda-pertanda Kami kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. 6:98)
Tidak heran jika penduduk bumi lain diluar planet kita ini yang secara silsilah adalah masih saudara kita sendiri, sudah mencapai tekhnologi yang begitu tinggi karena memang mereka sudah lebih dulu ada daripada kita, sehingga sedikit banyaknya mereka telah berhasil menyibak beberapa rahasia alam, termasuk masalah penolakan kepada gaya alami, gravitasi bumi.
Allah selalu menekankan kepada manusia agar mau memikirkan penciptaan langit dan bumi dalam hampir setiap ayat-ayat AlQur'an, ini menunjukkan betapa Allah sebenarnya ingin agar manusia menaruh perhatian mereka dalam sektor penerbangan luar angkasa agar mereka lebih bisa menyaksikan kemaha kuasaan Tuhan yang terbentang luas dialam semesta dan menepis isyu-isyu sesat bahwa Allah mempunyai sekutu didalam kebesaranNya.
Ada dua kendaraan yang pada umumnya dipakai manusia dalam catatan sejarah para ahli, yaitu : yang memakai tenaga menolak untuk maju seperti hewan, mobil, kapal laut atau kapal udara; yang lainnya memakai tenaga lenting atau centrifugal seperti pesawat terbang.
Dan Dialah yang menciptakan semuanya berpasang-pasangan. Dan Dia jadikan untukmu yang kamu kendarai dari benda terapung /fulku/ dan binatang ternak. Agar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu memikirkan nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan:"Maha Suci Dia yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, sungguh kami akan kembali kepada Tuhan kami.
(QS. 43:12-14)
Kedua macam kendaraan ini oleh ayat 43/12-14 diatas disebutkan dengan kendaraan terapung dan ternak.
Yang dimaksud dengan ternak adalah kuda, unta, keledai dan sebagainya. Benda terapung adalah segala macam kendaraan yang diwujudkan oleh tekhnologi manusia tentulah termasuk dalamnya piring terbang !
MasyaAllah, sejak 14 abad yang lalu, AlQur'an sudah menyatakan bahwa manusia pada saatnya nanti akan mampu mengendarai suatu benda terapung yang dulu tidak bisa dilakukannya.
Hal tersebut untuk sejarah umat manusia bumi pra Rasulullah hingga kini baru sekarang dapat melakukan pendudukan atas benda terapung itu, yaitu kapal laut dengan segala jenisnya serta pesawat terbang dengan berbagai bentuk dan kemampuannya, dan mengingat AlQur'an itu sebagai wahyu Allah yang bersifat sepanjang jaman, maka ramalan Qur'an itu akan terus berkelanjutan hingga pada puncaknya nanti manusia mampu pula menciptakan dan mengendarai piring terbang sebagai salah satu benda terapung yang sebelumnya tidak mampu menguasainya.
Semua itu membuktikan bahwa manusia pada waktunya kelak InsyaAllah, akan mampu melakukan perjalanan antar planet dan antar galaksi serta berkomunikasi dan bahkan membentuk satu community bersama makhluk-makhluk hidup lainnya dari berbagai bumi disemesta alam ini pada masanya kelak sebagaimana yang selama ini hanya kita khayalkan melalui serial StarTrex, Babilon 5, Superman, Independence Day dan lain sebagainya.
Dalam peradaban modern masa depan itu, manusia bumi umumnya akan memakai piring terbang atau malah yang lebih canggih lagi daripada itu sebagai kendaraannya, yang kecepatannya mendekati kecepatan sinar atau juga malah melebihinya hingga mendekati kecepatan Buraq sebagai kendaraan inter dimensi Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin 14 abad yang lampau.
Selebihnya, jika anda ingin mengenal lebih jauh apa serta bagaimana kira-kira makhluk luar angkasa tersebut, anda bisa mengunjungi satu site berbahasa Indonesia yang memang menspesifikasikan sitenya sebagai informasi mengenai ini, silahkan kealamat http://sby.centrin.net.id/~bgm/alien1.html yang dikelola oleh sahabat saya bernama Nur Agustinus dari agama Kristiani.
Selanjutnya kita akan mengadakan pembahasan seputar UFO itu sendiri, apa dan seperti apa kerja dari UFO itu pada artikel selanjutnya : Mengungkap konstruksi piring terbang